13.2.14

PERSIAPAN PETERNAK KAMBING



A. Rangkaian Kegiatan dari proposal III tentang penggemukan kambing ini terdiri dari kegiatan :
1. Persiapan – persiapan kandang
2. Pemilihan bibit kambing
3. Pengajaran pemberian pakan / pergantian pola pakan kambing.
4. Proses penggemukan kambing dengan pola pakan konsentrat dan hijauan tambahan.
5. Kesimpulan – kesimpulan

B. Tujuan dan Target Kegiatan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah agar petani dapat mengenal dan menerapkan pola penggemukan kambing secara mandiri dengan pola pemberian konsentrat buatan sendiri.
Adapun target dari pelatihan ini antara lain :

1. Petani dapat membuat pakan ternak sendiri berupa konsentrat (terangkai dengan kegiatan proposal ke 2).
2. Petani dapat merubah pola pakan ternak menjadi pola penggemukan dengan konsentrat dan tidak hanya tergantung pada hijauan segar.
3. Ternak kambing yang dikelola dapat berkembang dengan baik dan secara ekonomis dapat lebih menguntungkan dari pada pengelolaan secara tradisional.
4. Petani / peternak dapat menanggulangi penyakit-penyakit ternak dengan pola pengobatan yang disarankan oleh tenaga penyuluh peternakan, secara mandiri.
5. Penguasaan pengetahuan sistem peternakan yang terpadu dengan pertanian organik dan sistem peternakan yang semi modern.

C. MONITORING dan EVALUASI
Monitoring sistem penggemukan kambing ini dilaksanakan setiap hari dan mengevaluasi segala perlakuan-perlakuan terhadap ternak tersebut, baik dalam pola pakan ternak, kesehatan ternak dan sanitasi kandang dan lain-lain.
Setiap ada perlakuan-perlakuan yang di simpulkan bahwa perlakuan tersebut tidak terlalu menguntungkan maka akan dilaksanakan pola-pola lain yang lebih baik dan menguntungkan, hal ini terkait dengan evaluasi-evaluasi kita dalam tiap – tiap dua minggu sekalI

TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Tahap Persiapan Kandang
Kandang yang dipersiapkan dalam kegiatan ini adalah kandang pampang (panggung) bukan beralas tanah dan berbentuk batrey (disekat-sekat kotak-kotak) disesuaikan dengan kebutuhan ternak.
Pola kandang yang kami terapkan adalah sebagai berikut :
No Jenis dan Usia Ternak Panjang Lebar Tinggi Ket
1. Kambing Jantan Dewasa 1 meter 1,5 meter 1,5 meter 1 buah
2. Kambing Betina Dewasa 1,25 meter 1,5 meter 1,5 meter 2 buah
3. Kambing Anakan 0,8 meter 1,5 meter 1,5 meter 2 buah
4. Kambing Betina Kering 0,8 meter 1,5 meter 1,5 meter 1 buah

Dari enam batrey yang disediakan yang terisi hanya 4 kandang dan yang lain juga masih kosong, hal ini kami sesuaikan dengan proposal dan ketersediaan dana UP. FMA Desa Campurdarat.

2. Tahap Pemilihan bibit ternak kambing
Visi sebagai peternak ada 2 macam pola yang diterapkan yakni : pola peternak penggemukan dan pola peternak Breeding (Bhs. Jawa :Mranakne)
Dalam pola breeding (Bhs Jawa : Mranakne).
Dalam pola penggemukan peternak hanya berorentasi untuk menggemukan ternak tanpa memperhitungkan hasil anakannya. Biasanya mereka hanya memelihara ternak-ternak jantan saja. Karena secara fisik ternak jantan akan lebih cepat besar dan berpotensi lebih besar daripada ternak betina.
Dalam pola Breeding (Bhs Jawa : mranakne) peternak memperhitungkan tentang kebaikan-kebaikan induk jantan dan pula memperhitungkan kebaikan-kebaikan dari induk betina sehingga hasil makannya akan lebih unggul. UP FMA desa Campurdarat menerapkan pola ini, agar dapat diketahui hasil dari penerapan pakan konsentrat yang telah dibuat bersama-sama pada proposal ke 2 tentang pembuatan pakan ternak terhadap usia ternak dan jenis kelamin ternak.
Dalam pembelian bahan belajar kambing telah dibeli 2 ekor jantan dan 2 ekor bentina, dari masing-masing dibedakan 1 jantan dewasa dan anakan serta 1 betina dewasa 2 anakan.
3. Tahap Pengajaran pemberian pakan / pergantian pola pakan ternak kambing
Hasil pakan ternak pada proposal ke 2, sangat mudah diaplikasikan pada ternak sapi, akan tetapi untuk ternak kambing dan kelinci perlu penyesuaian pola pakan yakni antara 3 hari sd 2 minggu.
Dalam hal ini UP FMA desa Campurdarat melaksanakan tahapan ini selama kurang lebih 1 bulan, dikarenakan salah satu ternak sangat sulit dirubah pola pakannya.
Perubahan pola pakan ini dilakukan secara bertahap, yakni mengurangi pakan hijauan sedikit demi sedikit, dan akhirnya dirubah penuh dengan pola konsentrat. Untuk kambing-kambing yang telah mengenal pakan bekatul sangat cepat penyesuaiannya, akan tetapi untuk yernak yang hanya bergantung pakan hijauan sebelumnya penyesuaian waktunya cukup lama.

4. Tahap Penggemukan kambing dengan pola pakan konsentrat dan hijauan sebagai makanan tambahan.
Pola yang ditarapkan dalam pemberian pakan ternak ada 2 macam yakni :
1. Restriction (ditaker : bhs Jawa)
2. Add Libictum (dilosne : bhs Jawa)
Sedangakan dalam praktek awal UP FMA mempergunakan add libictum untuk pakan hijauan dan perubahan pada pakan konsentrat diperkenalkan sedikit demi sedikit. Mula-mula konsentrat dikenalkan ½ kg per hari per ekor kemudian ditambahkan pada hari-hari berikutnya. Setelah pada minggu ke tiga seluruh kambing telah terbiasa dengan konsentrat dan dilanjutkan sampai dengan minggu ke empat. Akan tetapi mengingat hasil yang dicapai kurang maksimal (jika hanya dengan konsentrat saja) maka pengurus memutuskan untuk memberikan lagi hijauan sebagai pakan tambahan.
Perhitungan waktu penggemukan ini dimulai pada tanggal 15 Maret 2009, diperkirakan akan terselesaikan pada tanggal 15 Juli 2009 (menggunakan waktu 4 bulan). Kegiatan ini diikuti oleh ± 25 peserta yang dengan aktif mengikuti tahapan-tahapan kegiatan. Tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah rumah sdr. Imam Machfudin di dusun kauman desa Campurdarat kecamatan Campurdarat kabupaten Tulungagung.
Sosialisasi dan pelatihan teory dan praktek dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2009 dilanjutkan teory dan praktek yang ke 2 yakni tanggal 11 Mei 2009, yang diikuti oleh seluruh anggota UP FMA, dan anggota – anggota POKTAN sedesa Campurdarat. Pada kesempatan ini teory dan sistem yang digunakan adalah methode “diskusi” mengingat setiap anggota / peserta telah memiliki teory dasar dan pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda dalam pengelolaan ternak mereka.
Adapaun materi yang didiskusikan antara lain :
a. Pemilihan bibit ternak yang unggul
b. Kesehatan ternak
c. Sanitasi kandang, dengan bantuan EM4 untuk peternakan sebagai microorganisme pengurai kotoran ternak
d. Teknik pengawinan hewan ternak dan ciri-ciri hewan birahi dan hamil
e. Pengelolaan pakan konsentrat yang membusuk dan sisa pakan dan pembuatan tape jerami

Mengingat metode yang digunakan adalah diskusi kelompok serta berbagai pengalaman, pengurus UP FMA Campurdarat hanya bertindak sebagai moderator diskusi saja. Untuk materi pembuatan tape jerami disampaikan oleh Ibu Dwi Sulistyani, SP, salah satu tenaga penyuluh pertanian dari kantor BPP kecamatan Campurdarat.
About these ads

Enam Tipe BUMDesa