27.2.14

Fermentasi Pakan Ternak Basah

Fermentasi Pakan Ternak Basah


Teknik Modern Membuat Fermentasi Pakan Ternak Basah, Pakan ternak buatan dengan menggunakan limbah pohon pisang (gedebog) dan lain-lain dengan hasil yang sangat luar biasa. Beternak Tanpa Ngarit, Tanpa Angon, Tanpa Bau Kotoran.
Bahan Yang Diperlukan untuk Fermentasi Pakan Buatan

Karbohidrat, yaitu terdapat pada: ampas ketela / singkong kering, tepung jagung, katul
Protein, yaitu terdapat pada: ampas kecap, ampas tahu / ampas ber, kleci / kulit kedelai, kulit kacang hijau, bungkil
Serat, diantaranya terdapat pada: segala macam jerami (tanaman yang sudah mengering), segala macam rumput, rapak tabu / daduk, rendeng kedelai, kangkung, dan lain-lain
Mineral dan kalsium, diantaranya terdapat pada: gamping / cangkang telur / tepung tulang, garam
SOC (Suplemen Organik Cair)
Tetes tebu, atau bisa diganti dengan gula pasir ¼ dari tetes tebu
Air

Komposisi Bahan Pakan Ternak Basah per Kwintal

Pohon pisang : 100 kg
Ampas tahu : 15 kg
Katul / dedak : 3 kg
Garam : ¼ kg
Tetes tebu / gula pasir : 4 ons / 1 ons
SOC : 30 cc (3 tutup botol)
Air : 10 liter

Cara Membuat Fermentasi Pakan Ternak Basah

Pohon pisang dipotong-potong
Campurkan potongan pohon pisang, ampas tahu dan katul
Masukkan SOC ke dalam 1 liter air, campur gula pasir, aduk dan diamkan selama 15 menit
Masukkan larutan SOC tersebut ke dalam 10 liter air, kemudian siramkan ke dalam pakan hingga rata. Taburkan garam dan aduk pakan hingga rata
Masukkan pakan ke dalam drum plastik atau tutup dengan terpal kedap udara selama 1-3 jam
Untuk bahan pakan kering (jerami) minimal 24 jam
Pakan siap untuk diberikan pada ternak (kambing / sapi) setiap pagi dan sore

Keterangan

1 – 7 hari setiap pagi ternak diberikan pakan seperti biasa yang telah disemprot Suplemen Organik Cair (SOC)
Sore hari diberikan pakan buatan, bila masih kurang semangat, tambahkan pakan biasa
Selanjutnya ternak akan biasa dengan pakan buatan
Kotoran ternak tidak bau sehingga tidak mengganggu lingkungan

Dari 20 ekor kambing yang menggunakan SOC HCS, kotorannya bisa dipakai sebagai pupuk untuk 1 hektar sawah tanpa menggunakan pupuk kimia. Dengan terapi sederhana teknologi HCS, Anda tidak perlu khawatir akan masalah rumput.

Demikian panduan sederhana tentang bagaimana cara membuat fermentasi pakan ternak basah menggunakan limbah pohon pisang dengan teknologi HCS. Selamat mencoba, Semoga sukses !

15.2.14


KAMBING TANPA RUMPUT


Masyarakat di negara kita ini kebanyakan adalah masyarakat petani dan peternak, namun kebanyakan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bisnis peternakan dan pertanian yamg mereka geluti.. Menjalankan tradisi yang sudah ada dengan ilmu pengetahuan seperlunya, itulah yangMereka terapkan tanpa disertai dengan inovasi-inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil agar lebih maksimal. Ini adalah peluang bagi kita untuk menggeluti bisnis peternakan ini, terutama PENGGEMUKAN KAMBING GIBAS secara lebih Proffesional karena mempunyai potensi yang cukup besar asalkan dikelola dengan serius disertai dengan PENGUASAAN ILMU PENGETAHUAN yang cukup untuk beberapa hal yang berkaitan dengan Bisnis PENGGEMUKAN KAMBING GIBAS ini. Tehnik penggemukan, memang harus melalui beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh PETERNAK agar dapat mengaplikasikan secara cermat untuk hasil maksimal LANGKAH-LANGKAH YANG DIBUTUHKAN :

PEMBUATAN KANDANG.

Model Kandang yang dikembangkan memang agak berbeda dengan kandang pada umumnya, terutama pada cara memberi makan dan penampungan
kotoran. Design Kandang dibuat sedemikian rupa agar pada saat makan posisi tubuh Kambing benar-benar dalam posisi yang baik, karena akan berpengaruh pada proses metabolism. Penampungan kotoran juga di design khusus agar kotoran yang dihasilkan bisa dengan mudah dibersihkan untuk dikumpulkan agar bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organic yang tentu sangat bermanfaat untuk mengganti pupuk-pupuk kimia yang secara jangka panjang akan sangat merugikan para Petani maupun merugikan Lingkungan, karena pemakaian pupuk kimia akan merusak struktur tanah yang akan berpengaruh pada kesuburan tanah itu sendiri dan membahayakan Lingkungan secara umum. Dengan menggunakan pupuk organic yang baik disertai pengetahuan yang cukup untuk mengaplikasikan, tentu akan sangat berdampak pada ekosistem, mikroba maupun lingkungan hidup secara umum. Oleh karena itu dengan adanya pola PENGGEMUKAN KAMBING methode terbaru ini akan berdampak positif di bidang Pertanian. Untuk ukuran kandang yang paling ideal adalah 3meter x 1,5 meter untuk 10 ekor kambing, karena jenis Kambing Gibas adalah Jenis Kambing kelompok, maka ukuran yang terlalu lebar hanya akan memboroskan ruangan, karena jenis Kambing ini akan lebih suka bergerombol

PEMILIHAN BIBIT. Pada saat memilih bibit memang harus berhati-hati dan teliti, karena kesalahan dalam pemilihan bibit akan berpengaruh pada hasil akhir yang bisa dinikmati oleh Peternak. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih agar benar-benar mendapatkan sesuai yang diharapkan. Adapun Kriteria yang harus diperhatikan adalah sbb:

Mata (pilih mata yang bening, bukan yang kemerahan)
Mulut (pilih yang bersih dan tidak berlendir)
Tulang belakang (bentuk yang lurus, tidak melengkung ke bawah)
Wilayah dada (bentuknya agak menonjol)
Ekor (bentuk yang melebar, bukan yang berbentuk seperti cambuk)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk yang ekornya berbentuk cambuk, hasilnya tidak bisa maksimal, kecepatan pembentukan daging terlalu lamban. Sedangkan untuk yang ekor lebar telah dirasakan oleh beberapa peternak, bahwa hasilnya lebih maksimal dan target penggemukan selama 3 bulan bisa terwujud. Perlu diperhatikan bahwa untuk pemilihan Bibit, usia kambing harus sudah mencapai 4 bulan , dengan pertimbangan bahwa mulai usia 4 bulan, tubuh kambing telah berkonsentrasi pada pembentukan daging, sehingga akan lebih mudah digemukkan. Jika usia kambing masih di bawah 4 tahun, tubuh kambing masih dala proses pembentukan tulang, sehingga untuk digemukkan akan memakan waktu yang lebih lama, dan tentu akan mempengaruhi perputaran modal yang telah kita keluarkan. Terlalu lama memelihara akan berakibat pada Perputaran modal yang kurang cepat, Cost Operasional akan semakin tinggi, dan tentu mempengaruhi profit yang akan kita terima.

PEMBUATAN PAKAN.



Ada beberapa jenis bahan dasar untuk pembuatan pakan yang bisa dipilih, disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Jika di lingkungan banyak terdapat jerami, maka sebagai bahan dasar makanan, bisa menggunakan jerami. Adapun beberapa jenis bahan yang bisa dipakai untuk bahan dasar pembuatan makanan kambing tersebut, antara lain : Jerami, dari tanaman pertanian (padi, jagung, tebu, kedelai dll) Kulit umbi-umbian (Kulit singkong, ubi jalar dll) Kulit kacang-kacangan (kulit kacang tanah, kulit kopi dll). Sayur-sayuran (untuk menekan biaya, bisa menggunakan sisa-sisa sayur dari pasar) Daun-daunan, baik yang masih basah maupun yang telah kering Terlebih dahulu bahan dasar harus difermentasi sebelum diberikan pada kambing. Waktu yang dibutuhkan berbeda beda antara bahan dasar yang satu dengan yang lain. Untuk jenis-jenis bahan kering, proses fermentasi membutuhkan waktu 24 jam, sedangkan untuk jenis-jenis basah (daun basah/hijau) hanya membutuhkan waktu 3 jam dan telah siap diberikan pada Kambing.

PEMELIHARAAN KESEHATAN Untuk memelihara Kesehatan Ternak Kambing dengan metode ini cenderung lebih mudah, karena consentrat yang dimakan setiap hari, telah memenuhi standart kecukupan GIZI atau gampangnya istilah “Empat sehat lima sempurna, tentu Kambing lebih tahan terhadap serangan penyakit, namun jika ternyata tetap ada yang terserang penyakit, maka kita memang harus segera mengambil langkah-langkah penyembuhan. hal itu akan dibahas secara detil agar resiko kematian bisa ditekan dengan prosentase minimal. Bahkan dalam praktek aplikasi di lapangan justru sering terjadi tingkat kematian sampai 0%. Hal itu sangat mungkin terwujud selama Peternak tidak merubah teori-teori yang telah di dapat dari Pelatihan dengan hal-hal yang sifatnya masih coba-coba. Jika pemeliharaan baik dan pengolahan konsentrat makanan sempurna maka, bau kambing yang biasanya menyengat akan hilang dan cenderung tidak berbau. Demikian juga dengan bau kandang, dengan sendirinya akan terbebas dari bau kotoran yang sangat mengganggu lingkungan. Melihat kenyataan seperti itu, maka untuk PENGGEMUKAN KAMBING dengan cara ini bisa juga diterapkan di Wilayah Pinggiran Kota.

MASA PANEN Panen bisa dilakukan setiap 3 bulan sekali setelah berat badan kambing mencapai sandart berat badan yang kita inginkan agar target Harga Jual yang telah kita tentukan akan dapat tercapai. Untuk idealnya Target Harga yang harus terealisir adalah Harga akan mencapai minimal Rp. 1.000.000,- per ekor setelah kita pelihara selama 3 bulan. Untuk usia 4 bulan, harga pasar saat ini tidak lebih dari Rp. 660.000,- per ekor Dengan demikian proyeksi hasil yang akan Kita terima 3 bulan yang akan datang adalah sebagai berikut : Harga jual Rp. 1.000.000,- Modal Kambing Rp. 660.000,- Biaya pakan Rp. 700,- /hari/ekor = Rp. 63.000.-./3bln. Jumlah keuntungan kotor Rp. 312.000,- Jumlah Keutungan tersebut belum dikurangi dengan biaya lain-lain yang pasti timbul. Tentu keuntungan tersebut akan sangat kita rasakan manfaatnya jika kita tidak hanya memelihara 1 ekor.

PROGRAM PETERNAK MILYARDER Untuk mengikuti kontes ini, Anda bisa memulai dengan Modal yang terkecil sekalipun, yaitu satu ekor Dengan TARGET telah jadi Milyader 3 tahun kemudian. Bagaimana mewujudkan itu? Jika Anda memulai dengan 1 ekor tentu tidak mungkin langsung Panen besar dalan 3 bulan. Anda harus melakukan sirkulasi Modal dengan seksama setiap tri wulan dengan cara HASIL penjualan Kambing yang telah di panen akan langsung digunakan untuk pembibitan lagi dengan rumus 1 ekor kambing besar dijual, hasil penjualan akan dibelikan 2 ekor kambing bibit (usia 4 bulan). Inilah yang akan terjadi selama 3 tahun ke depan :

PROYEKSI PERKEMBANGAN TERNAK ANDA :

Saya dan teman-teman mencoba melakukan patungan setiap orang dengan modal Rp. 5 juta per orang. sebanyak 6 orang dan kambing awal yang kami pelihara sejumlah 30 ekor kambing. perhitungan perkembangan jumlah kambing adalah sebagai berikut:

14.2.14


KANDANG SAPI POTONG SIMMENTAL YANG BAIK



“KANDANG SAPI POTONG SIMMENTAL YANG BAIK”
Yose Elfiranto, SST (Saduran)



Peternakan tangguh memerlukan kerja keras, keuletan dan kemauan kuat dari peternak agar tercapai tujuan yang diinginkan. Tercapainya keinginan dapat memotivasi peternak untuk terus berusaha ternak sapi dan bahkan bisa menjadi mata pencaharian utama. Pembangunan peternakan diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil produksi, meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja dan memberikan kesempatan berusaha khususnya beternak sapi potong bagi masyarakat di pedesaan. Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari. Agar usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas baik, peternak harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi potong, antara lain: (1) Memilih bibit/bakalan yang baik; (2) Sistem pemeliharaan kandang yang baik; (3) Pemberian pakan yang baik; (4) Pengawasan terhadap kesehatan ternak dan (5) Pengolahan/ penanganan pra dan pasca panen.
Dalam beternak sapi potong Simmental, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya sarana dan prasarana, yang meliputi: lokasi peternakan, status lahan, penyediaan air, alat penerangan, kandang, bibit, pakan, obat-obatan, dan tenaga kerja. Sapi Simmental adalah sapi bangsa Bos taurus yang berasal dari daerah Simme di negara Switzerland. Tipe sapi ini merupakan tipe sapi perah dan pedaging (dual perpouse) dengan warna bulu coklat kemerahan (merah bata), di bagian muka dan lutut kebawah serta ujung ekor berwarna putih. Sapi jantan dewasa dapat mencapai berat badan 1.150 kg sedangkan sapi betina dewasa dapat mencapai berat badan 800 kg, bentuk tubuhnya kekar dan berotot, sapi jenis ini sangat cocok dipelihara di tempat yang iklimnya sedang. Persentase karkas sapi jenis ini tinggi, mengandung sedikit lemak. Dapat difungsikan sebagai sapi perah dan sapi potong. Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin dan merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.
Setiap usaha penggemukan sapi potong yang akan didirikan harus merencanakan jumlah kandang yang akan didibangun sesuai jumlah dan jenis sapi yang akan dipelihara. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu : 1) mempunyai draenase yang baik; 2) siklus udara yang bebas dan dilengkapi tempat makan dan minum sapi serta bak desinfektan; 3) sistem kandang dapat dibuat berkoloni/kelompok dan setiap kelompok berisi 5-10 ekor sapi dengan dengan luas ruang 10-20 m2; 4) jarak antar kandang dengan kandang lainnya minimal 10 m dan jarak kandang dengan tempat penampungan limbah/sapi minimal 25 m; 5) sebaiknya kandang dibuat sedemikian rupa agar selalu mendapatkan cahaya ultraviolet yang penuh; dan 6) kandang yang akan dibangun harus kuat dengan memenuhi syarat kesehatan serta mudah dibersihkan. Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak. Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Bila lantai tanah, sebaiknya dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.
Untuk pemeliharaan sapi Simmental kandang harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok meliputi konstruksi, letak, ukuran dan perlengkapan kandang.

Konstruksi dan letak kandang
Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar air yang tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir ke luar lantai kandang sehingga kandang tetap kering. Bahan konstruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal dari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar.
Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang bersih. Air minum diberikan secara terus menerus ad libitum, artinya harus tersedia dan tidak boleh kehabisan setiap saat. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 m dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang. Pembuatan kandang sapi dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah/ladang.
Ukuran Kandang
Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak sapi cukup 1,5×1 m.
Perlengkapan Kandang
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan tempat minum, yang sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.
Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur didalamnya. Perlengkapan lain yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop, sabit, dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa dipakai untuk memandikan sapi.

Sumber: Anonimous. 2007. Pedoman Budidaya Sapi Potong, Ditjenak, Jakarta


13.2.14


Usaha Ternak Penggemukan Kambing Jawa untuk Hari Raya Kurban Iedul Ad’ha

Masyarakat di negara kita ini kebanyakan adalah masyarakat petani dan peternak, namun kebanyakan dari mereka tidak memiliki pengetahuan tentang bisnis peternakan dan pertanian. Ini adalah peluang bagi kita yang tertarik di bisnis peternakan, karena kita memiliki banyak tenaga ahli di desa-desa yang dapat kita manfaatkan dengan mengajak mereka bekerja sama dengan kita sebagai pemodal dan mereka sebagai pekerja dan penyedia lahan. dengan demikian kita sebagai pengusaha diuntungkan dengan pengiritan modal lahan. begitu pula para pekerja yang merupakan penduduk desa yang ahli dalam peternakan kambing tapi tidak memiliki modal diuntungkan oleh kita para pengusaha yang menyediakan modal untuk mereka dalam bentuk kerja sama, sehingga pihak pengusaha dan peternak sama-sama diuntungkan.

Langkah-langkah yang dibutuhkan

Mulailah usaha ternak kambing kurban iedulad’ha ini yaitu 5 bulan sebelum iedulad’ha tersebut. Sebulan pertama untuk menyiapkan kandang-kandang dan pembelian kambing umur 10 bulan untuk digemukan, sehingga pada saat hari raya tiba kambing tadi sudah berumur lebih dari setahun dan siap dijual untuk kurban. karena salah satu syarat kambing untuk kurban adalah berumur lebih dari setahun. sebaiknya anda membaca juga syarat-syarat dari kambing kurban seperti tidak cacat, tidak sakit, dalam keadaan sehat, dan lain-lain.

Usaha ini dapat kita mulai dengan mencari lokasi yang baik untuk memelihara kambing. Daerah yang ideal adalah yang sepi jauh dari keramaian, tapi mempunyai fasilitas jalur transport untuk mobil, tidak jauh dari daerah tempat tanaman pakan buat ternak. Daerah demikian hanya ada di desa-desa.

Setelah menemukan daerah yang cocok untuk peternakan kambing, carilah penduduk desa daerah tadi yang memiliki lahan yang diinginkan untuk diajak kerja sama dengan menjadikan mereka sebagai peternak dengan perjanjian bagi hasil sehingga dapat mengirit modal lahan atau dengan system gaji. Biasanya orang-orang desa lebih suka system gaji, sebab dengan system gaji mereka menerima hasil kerjanya setiap bulan. walaupun system bagi untung hasilnya lebih besar namun karena hasil dibagikan pada saat panen mereka akan merasa itu terlalu lama jadi mereka akan lebih suka menerima gaji. Begitu pula dengan pemilik lahan, mereka akan lebih suka dengan system sewa daripada system bagi hasil. Ini juga disebabkan oleh minimnya jiwa ataupun ilmu bisnis mereka sehingga mereka lebih suka menjadi pekerja daripada menjadi partner kerja.

Setelah sepakat dengan pemilik lahan dengan harga sewa yang diinginkan, mulailah mencari kambing yang akan digemukkan ke peternak-peternak rumahan ataupun ke pasar-pasar hewan. Tapi kambing-kambimg tadi jangan langsung dibeli. Setelah memeriksa dan menemui kambing yang cocok (sehat, bagus, berumur 10 bulan, harga sesuai) dikasi tanda dan uang muka saja dulu sebagai tanda jadi sisanya dibayar saat pengambilan sebulan kemudian saat kandang dan pekerja sudah disiapkan. Ini bertujuan agar tidak tergesa-gesa dalam membeli kambing yang akan digemukkan. dengan tidak tergesa-gesa akan didapatkan kambing yang baik sesuai yang diinginkan dengan harga yang murah juga sebab kita punya banyak waktu untuk menego harga.

Pilihlah jenis kambing jawa randu! Sebenarnya jenis kambing kibas juga bisa, hanya saja akan lebih repot dalam pemeliharaannya. Sebab harus rajin mencukur bulu-bulunya, sementara kambing jawa hanya butuh perawatan kebersihan kandang dan makanan saja sehingga lebih praktis.

Buatlah kandang dengan ukuran 6 x 6 meter untuk kapasitas 20 ekor kambing per kandang, kandang di sekat per kamar per seekor kambing dengan ukuran 150cm x 60cm, dengan tujuan agar tidak terjadi perkelahian yang dapat mencedrai. Maka dibutuhkan 5 unit kandang untuk 100 ekor kambing. Penargetan 100 ekor kambing bertujuan agar mendapatkan keuntungan yang layak, karena semakin banyak jumlah kambing yang digemukkan makin banyak pula keuntungan yang dihasilkan. Tapi tergantung dari besarnya modal yang dimiliki. (Di sini akan dibahas penggemukan 100 ekor kambing sebagai barometer akan dihitung per kandang yaitu untuk 20 ekor kambing). Kandang tadi menghadap ke timur atau ke barat agar mendapatkan cahaya matahari yang cukup supaya tidak lembab.

Buatlah rumah semi permanen untuk dijadikan basecamp dan gudang tempat menyimpan peralatan, sumur bor untuk kebutuhan air dan buatlah pagar pembatas wilayah peternakan agar keamanan terjamin.

Carilah dua orang pekerja yang akan bertugas sebagai peternak dan pencari pakan yang rajin dan memiliki pengalaman beternak dan siapkanlah peralatan mereka seperti cangkul, sekop, arit, sepatu but, dll.

Buatlah perjanjian jika mereka bekerja tidak rajin atau melakukan kesalahan mereka akan diberi peringatan 1, 2, dan ketiga kalinya dipecat. Jika mereka melakukan kesalahan yang mengakibatkan kambing mati, mereka harus bertanggung jawab dengan ganti rugi dengan pemotongan gaji sesuai harga kambing yang mati.

Setelah semua langkah tadi selesai dilaksanakan dan para peternak mulai bekerja, mulailah menyebarkan pamflet ke masjid-masjid atau membuat iklan di website-website yang menyediakan iklan gratis seperti www.pengusahamuslim.com, dll, untuk mempermudah penjualan nantinya.

Proses kerja usaha ini

Mengontrol setiap hari para pekerja dan hewan ternak agar didapatkan hasil yang maksimal dan menangani langsung jika terjadi masalah. Setiap pekerja bertanggung jawab atas 50 ekor kambing. sebelum pekerja-pekerja tadi berangkat mencari pangan ke hutan mereka harus membersihkan kotoran ternak untuk dimasukkan ke dalam karung-karung. Kemudian memberi makan ternak dengan sisa pakan kemarin. Para pekerja pergi mencari pakan dua kali sehari, yaitu : 1- Pada waktu pagi setelah membersihkan kandang dan kembali membawa pakan ternak (dedaunan dan rerumputan) siangnya pada waktu makan siang, pakan tadi ditaruh dulu tidak langsung diberikan kepada ternak. Setelah itu biarkan mereka pulang istirahat dan makan siang ke rumah masing-masing selama satu jam. setelah mereka (pekerja) balik dari istirahat barulah pakan tadi diberikan ke ternak untuk dimakan, ini bertujuan agar pakan tadi layu terlebih dahulu. Jika pakan diberikan ke ternak dalam keadaan segar akan mengakibatkan perut ternak kembung karena masih banyaknya kadar gas pada pakan tadi.

2- Setelah memberi makan ternak para pekerja berangkat lagi mencari pakan dan kembali membawa pakan pada sore harinya. Pakan ditaruh dulu kemudian mereka (para pekerja) istirahat solat Asar selama setengah jam, setelah itu memberi makan hewan ternak. sisakan secukupnya pakan untuk diberikan keesokan pagi hari setelah membersihkan kotoran ternak sebelum berangkat lagi mencari pakan.

Mengikuti organisasi ternak setempat agar mendapatkan informasi-informasi yang bermanfaat buat usaha ternak ini. Biasanya dengan mengikuti organisasi peternak kita mendapatkan informasi bantuan dari pemerintah berupa pelayanan kesehatan ternak geratis. Mengikuti organisasi peternak juga dapat mempermudah informasi pemasaran.

Menjaga agar kandang tetap bersih dan kering agar tidak ada parasit-parasit yang dapat hidup di udara lembab dan basah. Ini untuk menghindari penyakit kulit yang biasa diderita kambing ternak.

Agar mendapat keuntungan yang layak maka dibutuhkan minimal 100 ekor kambing untuk digemukkan, sebab keuntungan diterima setahun sekali. Perhitungannya adalah per seekor kambing akan didapatkan keuntungan Rp550.000,- jadi jika 100 ekor kambing keuntungannya berjumlah Rp55.000.000,-. Artinya dengan 100 ekor kambing perbulan dapat dihasilkan keuntungan Rp4.580.000,-(55jt : 12). Semakin banyak jumlah kambingnya maka semakin banyak keuntungan yang dihasilkan. Tentunya semakin banyak pula modal yang dibutuhkan. Penentuan jumlah kambing minimal 100 ekor diperhitungkan agar bisa didapat keuntungan Rp4.580.000,- per bulan supaya keuntungan tersebut dapat layak membiayai kebutuhan hidup yang semakin mahal. Sehingga bisa focus dalam usaha ini selama menunggu hari raya tahun berikutnya. Tapi perhitungan keuntungan Rp4,5juta per bulan tersebut hanya sebagai biaya untuk pemeliharaan kambing selanjutnya selama setahun kedepan. Kita bebas mengelola keuntungan sebesar Rp55jt per tahun tersebut selama menunggu hari raya kurban yang berikutnya. Untuk perincian perhitungan keuntungan, pengeluaran dan lain-lain akan dibahas berikutnya.

Menjual kotoran ternak kepada petani untuk dijadikan pupuk, kemudian hasil penjualan tadi dibelikan makanan konsentrat (gabah, limbah jagung, limbah pisang dan ampas tahu)

Membeli bibit kambing yang sapih (baru selesai menyusui) untuk dipelihara satu tahun sebulan sebelum panen dengan cara memberi uang muka (seperti cara pembelian pertama)

Modal yang dibutuhkan dan untuk apa saja modal tersebut

Biaya sewa tanah Rp10.000.000,-untuk sewa 10 tahun.
Biaya pembuatan 5 kandang Rp10.000.000,-.
Biaya pembelian 100 ekor kambing jantan berumur 10 bulan Rp40.000.000,-
Biaya pembuatan basecamp Rp5.000.000,-
Biaya pembuatan sumur bor Rp1.000.000,-
Biaya gaji 2 orang pekerja selama 4bulan kerja per orang per bulan Rp1.000.000,- total 2 orang selama 4 bulan Rp8.000.000,-
Total jumlah modal yang dikeluarkan : Rp74.000.000,-
Setelah lima bulan tepatnya pada saat penjualan Iedul Ad'ha pertama akan didapatkan hasil penjualan 100 ekor kambing sebesar Rp100.000.000,- dengan penjualan Rp1.000.000,- per kambing.

Keuntungan yang di dapat pada setiap tahunnya

Hasil penjualan 100 ekor kambing adalah Rp100.000.000,- dengan penjualan per ekor kambing Rp1.000.000,- dikurangi pengeluaran untuk usaha setahun berikutnya:

Pembelian 100 ekor kambing sapih (baru selesai menyusui) biasanya berumur 3 bulan @Rp200.000,- sama dengan Rp20.000.000,-
Gaji 2 orang pekerja selama satu tahun masing-masing Rp1.000.000,- per bulan sama dengan 2 jt kali 12 sama dengan Rp24.000.000,-
Uang jaga-jaga untuk kesehatan dan tambahan pakan Rp10.000.000,-(10% dari jumlah uang Rp100.000.000,-) .
Total pengeluaran selama setiap setahun berikut Rp45.000.000,-
Jadi keuntungan yang dihasilkan setiap tahun: Rp100.000.000,- dikurangi Rp45.000.000,- sama dengan Rp55.000.000,-

Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dari yang dihitung tadi usahakanlah agar kambing peliharaan menjadi sehat-sehat dan gemuk-gemuk agar dapat dijual dengan harga lebih mahal sehingga mendapat untung lebih banyak.

Pemasaran

Karena usaha ternak ini ditujukan untuk penjualan pada hari raya kurban, maka pemasarannya tidak terlalu sulit. Sebab ternak tersebut dibutuhkan oleh orang-orang yang mau mengadakan kurban. Jadi pasarnya sangat prospektif. Namun tetap diadakan penawaran pemasaran melalui famplet-famplet agar dikenal dan dapat bersaing, sebab pasti banyak juga yang melihat peluang ini dan menjadi pesaing. Kemudian buatlah iklan-iklan di website jauh hari sebelum Iedul Ad'ha tiba. Usahakan mengiklankan di website yang menyediakan iklan gratis seperti www.pengusahamuslim.com, untuk memperkecil biaya pengeluaran.

Penutup

Berusahalah agar perhitungan diatas dapat sesuai dicapai, namun jika ternyata kurang sesuai maka janganlah putus asa. Berusahalah memperbaiki diri agar mendapatkan hasil yang lebih dan lebih. Walaupun usaha ini adalah hasilnya musiman tapi harus focus agar dapat hasil maksimal. Tetaplah berfikiran untuk maju dengan ide-ide baru yang menguntungkan kemudian berdoa dan pasrah kepada Allah supaya mendapatkan rizki yang banyak dan berkah. Amin!

Wassalamualaikum

Rohmat

PERSIAPAN PETERNAK KAMBING



A. Rangkaian Kegiatan dari proposal III tentang penggemukan kambing ini terdiri dari kegiatan :
1. Persiapan – persiapan kandang
2. Pemilihan bibit kambing
3. Pengajaran pemberian pakan / pergantian pola pakan kambing.
4. Proses penggemukan kambing dengan pola pakan konsentrat dan hijauan tambahan.
5. Kesimpulan – kesimpulan

B. Tujuan dan Target Kegiatan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah agar petani dapat mengenal dan menerapkan pola penggemukan kambing secara mandiri dengan pola pemberian konsentrat buatan sendiri.
Adapun target dari pelatihan ini antara lain :

1. Petani dapat membuat pakan ternak sendiri berupa konsentrat (terangkai dengan kegiatan proposal ke 2).
2. Petani dapat merubah pola pakan ternak menjadi pola penggemukan dengan konsentrat dan tidak hanya tergantung pada hijauan segar.
3. Ternak kambing yang dikelola dapat berkembang dengan baik dan secara ekonomis dapat lebih menguntungkan dari pada pengelolaan secara tradisional.
4. Petani / peternak dapat menanggulangi penyakit-penyakit ternak dengan pola pengobatan yang disarankan oleh tenaga penyuluh peternakan, secara mandiri.
5. Penguasaan pengetahuan sistem peternakan yang terpadu dengan pertanian organik dan sistem peternakan yang semi modern.

C. MONITORING dan EVALUASI
Monitoring sistem penggemukan kambing ini dilaksanakan setiap hari dan mengevaluasi segala perlakuan-perlakuan terhadap ternak tersebut, baik dalam pola pakan ternak, kesehatan ternak dan sanitasi kandang dan lain-lain.
Setiap ada perlakuan-perlakuan yang di simpulkan bahwa perlakuan tersebut tidak terlalu menguntungkan maka akan dilaksanakan pola-pola lain yang lebih baik dan menguntungkan, hal ini terkait dengan evaluasi-evaluasi kita dalam tiap – tiap dua minggu sekalI

TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Tahap Persiapan Kandang
Kandang yang dipersiapkan dalam kegiatan ini adalah kandang pampang (panggung) bukan beralas tanah dan berbentuk batrey (disekat-sekat kotak-kotak) disesuaikan dengan kebutuhan ternak.
Pola kandang yang kami terapkan adalah sebagai berikut :
No Jenis dan Usia Ternak Panjang Lebar Tinggi Ket
1. Kambing Jantan Dewasa 1 meter 1,5 meter 1,5 meter 1 buah
2. Kambing Betina Dewasa 1,25 meter 1,5 meter 1,5 meter 2 buah
3. Kambing Anakan 0,8 meter 1,5 meter 1,5 meter 2 buah
4. Kambing Betina Kering 0,8 meter 1,5 meter 1,5 meter 1 buah

Dari enam batrey yang disediakan yang terisi hanya 4 kandang dan yang lain juga masih kosong, hal ini kami sesuaikan dengan proposal dan ketersediaan dana UP. FMA Desa Campurdarat.

2. Tahap Pemilihan bibit ternak kambing
Visi sebagai peternak ada 2 macam pola yang diterapkan yakni : pola peternak penggemukan dan pola peternak Breeding (Bhs. Jawa :Mranakne)
Dalam pola breeding (Bhs Jawa : Mranakne).
Dalam pola penggemukan peternak hanya berorentasi untuk menggemukan ternak tanpa memperhitungkan hasil anakannya. Biasanya mereka hanya memelihara ternak-ternak jantan saja. Karena secara fisik ternak jantan akan lebih cepat besar dan berpotensi lebih besar daripada ternak betina.
Dalam pola Breeding (Bhs Jawa : mranakne) peternak memperhitungkan tentang kebaikan-kebaikan induk jantan dan pula memperhitungkan kebaikan-kebaikan dari induk betina sehingga hasil makannya akan lebih unggul. UP FMA desa Campurdarat menerapkan pola ini, agar dapat diketahui hasil dari penerapan pakan konsentrat yang telah dibuat bersama-sama pada proposal ke 2 tentang pembuatan pakan ternak terhadap usia ternak dan jenis kelamin ternak.
Dalam pembelian bahan belajar kambing telah dibeli 2 ekor jantan dan 2 ekor bentina, dari masing-masing dibedakan 1 jantan dewasa dan anakan serta 1 betina dewasa 2 anakan.
3. Tahap Pengajaran pemberian pakan / pergantian pola pakan ternak kambing
Hasil pakan ternak pada proposal ke 2, sangat mudah diaplikasikan pada ternak sapi, akan tetapi untuk ternak kambing dan kelinci perlu penyesuaian pola pakan yakni antara 3 hari sd 2 minggu.
Dalam hal ini UP FMA desa Campurdarat melaksanakan tahapan ini selama kurang lebih 1 bulan, dikarenakan salah satu ternak sangat sulit dirubah pola pakannya.
Perubahan pola pakan ini dilakukan secara bertahap, yakni mengurangi pakan hijauan sedikit demi sedikit, dan akhirnya dirubah penuh dengan pola konsentrat. Untuk kambing-kambing yang telah mengenal pakan bekatul sangat cepat penyesuaiannya, akan tetapi untuk yernak yang hanya bergantung pakan hijauan sebelumnya penyesuaian waktunya cukup lama.

4. Tahap Penggemukan kambing dengan pola pakan konsentrat dan hijauan sebagai makanan tambahan.
Pola yang ditarapkan dalam pemberian pakan ternak ada 2 macam yakni :
1. Restriction (ditaker : bhs Jawa)
2. Add Libictum (dilosne : bhs Jawa)
Sedangakan dalam praktek awal UP FMA mempergunakan add libictum untuk pakan hijauan dan perubahan pada pakan konsentrat diperkenalkan sedikit demi sedikit. Mula-mula konsentrat dikenalkan ½ kg per hari per ekor kemudian ditambahkan pada hari-hari berikutnya. Setelah pada minggu ke tiga seluruh kambing telah terbiasa dengan konsentrat dan dilanjutkan sampai dengan minggu ke empat. Akan tetapi mengingat hasil yang dicapai kurang maksimal (jika hanya dengan konsentrat saja) maka pengurus memutuskan untuk memberikan lagi hijauan sebagai pakan tambahan.
Perhitungan waktu penggemukan ini dimulai pada tanggal 15 Maret 2009, diperkirakan akan terselesaikan pada tanggal 15 Juli 2009 (menggunakan waktu 4 bulan). Kegiatan ini diikuti oleh ± 25 peserta yang dengan aktif mengikuti tahapan-tahapan kegiatan. Tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah rumah sdr. Imam Machfudin di dusun kauman desa Campurdarat kecamatan Campurdarat kabupaten Tulungagung.
Sosialisasi dan pelatihan teory dan praktek dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2009 dilanjutkan teory dan praktek yang ke 2 yakni tanggal 11 Mei 2009, yang diikuti oleh seluruh anggota UP FMA, dan anggota – anggota POKTAN sedesa Campurdarat. Pada kesempatan ini teory dan sistem yang digunakan adalah methode “diskusi” mengingat setiap anggota / peserta telah memiliki teory dasar dan pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda dalam pengelolaan ternak mereka.
Adapaun materi yang didiskusikan antara lain :
a. Pemilihan bibit ternak yang unggul
b. Kesehatan ternak
c. Sanitasi kandang, dengan bantuan EM4 untuk peternakan sebagai microorganisme pengurai kotoran ternak
d. Teknik pengawinan hewan ternak dan ciri-ciri hewan birahi dan hamil
e. Pengelolaan pakan konsentrat yang membusuk dan sisa pakan dan pembuatan tape jerami

Mengingat metode yang digunakan adalah diskusi kelompok serta berbagai pengalaman, pengurus UP FMA Campurdarat hanya bertindak sebagai moderator diskusi saja. Untuk materi pembuatan tape jerami disampaikan oleh Ibu Dwi Sulistyani, SP, salah satu tenaga penyuluh pertanian dari kantor BPP kecamatan Campurdarat.
About these ads

Enam Tipe BUMDesa